remaja islam yang enjoy
Bener lho. Percaya diri itu bikin kita enjoy
menikmati hidup. Bikin asyik menikmati tan-tangan dan rintangan. Percaya
diri pun diyakini bisa menem-patkan kita sebagai orang yang bisa
mengelola emosi. Duileee sampe segitunya ya? Bener. Sebab, ketika kita
memiliki rasa percaya diri, kita tahu apa yang kudu kita lakukan. Kita
bisa ngukur diri. Itu sebabnya, orang yang percaya dengan kemampuan
dirinya, biasanya bakalan rileks en tanpa beban dalam berbuat. Ini,
tidak saja membawa hasil maksimal, tapi juga antistres. Nggak percaya?
Silakan dicoba.
Sobat muda muslim, percaya diri alias pede emang kudu
ditumbuh-kembangkan dalam diri kita. Kita rawat, kita bersihkan, kita
poles dengan apik, dan kita sirami agar terus bersemi. Insya Allah, itu
akan membuat kita tak pernah merasa terbebani. Kita akan menatap masa
depan dengan penuh semangat dan tentunya tak mudah goyah dengan berbagai
godaan en rayuan. Mulai dari rayuan pulau kelapa ampe rayuan gombal
sekali pun. Nggak mudah percaya ama rayuan. Yakin itu.
Mungkin sebagian teman kita sutris banget pas ada
yang ngata-ngatain bahwa umat Islam itu terbelakang en bodoh. Emang
dalem banget en nyelekit pernyataan tersebut. Terus karena kalah mental
akhirnya doi nggak pede lagi jadi seorang muslim. Jangan sampe tuh
ngendon juga di jiwamu!
Padahal, cobalah kita berpikir lebih jernih. Sikap
minder itu muncul justru karena kita merasa rendah diri. Merasa kerdil
di hadapan orang lain. Padahal sejatinya, belum tentu orang lain lebih
baik dari kita. Belum tentu pula kita lebih jelek di hadapan mereka. Itu
semua adalah sekadar nilai dan cara pandang aja. Meski emang kudu ada
standar nilai dan standar cara pandang yang benar.
Tapi terlepas dari salah-benar standar hidupnya, rasa
percaya diri itu bisa menuntun kita lebih bijak dalam bersikap. Coba
aja pikirkan. Kalo ada pernyataan seperti tadi, kamu jangan terpancing
dan terbawa opini untuk ikut-ikutan merasa terbelakang, hanya karena
kita sebagai muslim. Lagian pernyataan itu kan nggak sepenuhnya benar.
Masih perlu diujicoba dan dibuktikan argumentasinya di lapangan. Tul
nggak seh?
Mungkin benar pernyataan tersebut kalo fakta yang
ditunjukkinnya adalah kaum muslimin yang berada dalam kondisi miskin dan
tingkat pendidikannya rendah. Tapi kan masih ada kalangan muslim yang
kaya dan jenjang pendidikannya lebih tinggi. Nah, jadi nggak perlu
minder kan?
Bahkan jika pernyataan itu memojokkan kita sekali
pun, bukan berarti kita pantas untuk minder en bersedih. Sebaliknya,
fakta itu kita jadikan sebagai bahan renungan untuk lebih memberikan
perhatian yang banyak kepada Islam dan umatnya. Tentunya, agar di
kemudian hari kita lebih terhormat. Betul?
Jadi, nggak usah minder ya. Kita berjuang tanpa
bosan, tanpa beban, dan tentunya tetap semangat. Buang jauh-jauh file
minder van rendah diri dari daftar file di direktori otak kita. Kita
cerahkan masa depan hidup kita dengan rasa percaya diri. Apalagi, kita
adalah pejuang Islam, nggak pantes deh kalo kita malah nggak pede. Malu
banget tuh sama jenggot yang jumlahnya cuma lima lembar itu. Heheheh
(apa hubungannya ya?)
Tetep cool ya…
Wuih, cool? Emang mainnya hobi yang dingin-dingan aja
ya? Kata teman saya sih, kalo kita cool berarti profesinya nggak jauh
dari tukang reparasi kulkas? Hihihi.. ngaco aja ah. You pasti udah understand -lah dengan istilah cool ini.
Oke deh, kita sepakati aja dulu tentang istilah ini.
Berdasarkan kamus bahasa slang yang berceceran banyak di internet,
istilah cool ini muradif alias padanan katanya sama dengan
asyik. Asyik? Bener. Wah, ternyata enak juga jadi remaja yang cool ya?
Jadi, tetep sa'ik alias asyik dalam menjalani hidup ini. Kita bisa kok.
Nggak masalah.
Sobat muda muslim, gimana dong buat yang belum pede?
Kita kan pengen juga neh. Iya ya? Yang belum pede, berarti kudu belajar
untuk pede. Kalo yang udah pede mah, kudu dipertahankan ya. Biar tetep
pede.
Oke deh, buat kamu yang belum pede en supaya tetep
cool, kita ngasih beberapa tips nih supaya bisa pede. Secara umum tapi
ye. Insya Allah tetap bermanfaat kok.
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran Bro ,
banyak di antara kita yang nggak ngeh dengan diri kita sendiri. Caranya
begini. Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar
'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat
positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang
belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang
mendukung kemajuan diri.
Kamu kudu nyadar dengan semua aset berharga yang kamu
miliki. Terus, silakan temukan pula aset yang belum dikembangkan.
Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu,
seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah,
kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung
pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain.
Kalo pengen lebih keren, bikin deh hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengem-bangan diri yang lebih realistik. Coba ye..
Kedua , menilai diri sendiri dengan
jujur. Nah lho, jarang banget nih ada orang yang pandai menilai
pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya,
pasti GUE BANGET. Orang lain mah LEWAAAT. Ih, jangan sampe begitu ya.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil
apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua
itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi
(perubahan) diri sejak dulu ampe sekarang. Kalo kamu
mengabaikan/meremeh-kan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti
mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan
jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai
diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan
berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en getop, mendapat
jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipiki-piki, semua itu
sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan
terhadap diri sendiri, ketidak-mampuan menghargai diri sendiri--hingga
berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. Heuheuheu.. jangan ampe
hinggap di dirimu deh!
Ketiga , berpikir positif. Cobalah
kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul
dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake (duileee nih ngomongnya David Beckham banget).
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena
tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun.
Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong.
Walah?
Itu sebabnya, jangan biarkan pikiran negatif
menguasai pikiran dan perasaan kamu. Hati-hatilah agar masa depan kamu
nggak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru.
Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di
re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih
bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. Coba ya? Iya sih!
(nah kalo ini Dian Sastro banget neh! Hihihi)
Keempat , boleh deh pajang
slogan-slogan oke. Tempelin dekat meja belajarmu: “Saya pasti bisa!”,
“Saya akan belajar dari kesalahan ini” “Hari esok milik saya”, “Islam
pasti menang!”, “Aku ingin syahid”. Wis, pokoke sebanyak-banyak yang
bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Nah,
ini juga perlu kamu kembangkan. Hidup ini selalu berubah sobat.
Seringjkali bahkan kudu berani ngambil risiko. Kami nggak perlu
menghindari setiap risiko, melain-kan lebih menggunakan
strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko
tersebut.
Contohnya, kamu nggak perlu menyenangkan orang lain
untuk meng-hindari risiko ditolak. Jika kamu ingin mengembangkan diri
sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada
risiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak
berbuat apa-apa daripada maju berkembang dengan mengambil risiko. Ingat:
No Risk, No Gain. Huhuy!
Keenam , tetapkan tujuan yang
realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan
yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik
atau nggak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan
memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu
akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan
keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya risiko
yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal.
Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita
kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran
dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya.
Moga beberapa tips yang berhasil saya ramu dari berbagai pendapat ini bisa bikin kamu tambah pede en tentunya tetep cool ya.
0 comments: